12.22.2008

Hujan Hari Itu

Saya beranjak pergi meninggalkan tempat itu dengan badan yang sangat ringan. Bagai sehelai bulu. Tidak seperti ketika menginjakkan kaki ke tempat itu. Seperti berton-ton beban hinggap di pundak. Saya lega. Walaupun bisa dikatakan bahwa secara makroskopis saya tidak melakukan sebuah perubahan, namun berbeda dengan keadaan miroskopis. Saya seperti telah didonorkan sebuah udara segar ditempat saluran pipa yang pengap.

Hari itu hujan deras. Saya beranjak tanpa memperdulikan cuaca. Saya lega. Semua beban telah saya letakkan ditempat yang seharusnya. Walaupun beban itu hilang, namun saya tidak tahu pasti apakah mereka akan dijaga di sana. Saya terus berjalan di bawah desir hujan yang seperti kecepatan suara di temperature rendah terus mengguyur saya dari atas. Tas selempang, baju flannel, celana jeans saya bertambah berat. Massa benda-benda itu bertambah seiring banyaknya air yang hinggap di permukaan mereka.

Saya terus melangkah. Bibir saya entah mengapa terus tersungging senyum. Orang-orang melihat saya dengan wajah bingung sekaligus aneh. Mereka yang berpayung terus memandangi saya. Mereka yang berlarian dengan jas hujan melihat saya yang terus melangkah santai. Saya dengan tenangnya melewati semua. Entah berapa gram benda-benda yang hinggap dibadan saya bertambah massanya. Saya tidak peduli. Yang saya tuju saat ini hanya sebuah keteduhan tersirat yang tidak terlambang oleh tempat yang kering. Saya terus berjalan.

2 shadows:

Seprianto mengatakan...

oi ris...
link balik ya!!

quasi-stellar mengatakan...

sip sep...