9.14.2008

Feed Back

Hari ini saya mendapat apa yang telah saya inginkan terhadap kelangsungan sebuah Unit Kebudayaan Melayu Riau. Seorang anggota yang ‘bertanya’, mengajukan pendapat, dan mengkritisi. Selama ini saya sebagai ketua divisi Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) hanya melihat (dan merasa) bahwa anggota UKMR yang sekarang khususnya yang bukan BP cenderung ‘hanya ikut’ terhadap kebijakan yang dikeluarkan BP tanpa mau mengkritisi. Mereka memang bertanya banyak, namun hanya sekedar bertanya tanpa mengkritisi. Saya yakin di balik forum atau dibalik suasana UKMR mereka ingin mengeluarkan uneg-uneg atau pendapat radikalnya, namun mereka mengurungkan. Entah mungkin karena kami -BP- lebih tua hingga membuat mereka segan atau malah takut, atau juga karena kami BP yang telah mengeksiskan UKMR yang notabenya adalah unit yang masih sangat muda, sehingga mereka merasa hanya kami yang tahu seluruh seluk beluk UKMR.

Sebenarnya setiap agenda kegiatan atau acara yang akan kami buat, telah kami coba untuk merunut semua rangkaian kegiatannya sesuai dengan runutan pembuatan sebuah rangkaian acara sebuah organisasi yang sehat. Kami telah melakukan analisis kondisi, analisis kebutuhan, membuat materi hingga parameter ketersampaiannya sampai ke teknik acara. Semuanya telah kami lakukan meski banyak kekurangan di sana-sini. Seperti ketika kami akan mencoba membuat sebuah rangkaian kaderisasi pertama UKMR. Kami telah merasakan bahwa UKMR sebagai sebuah organisasi (walaupun masih muda) telah membutuhkan sebuah rangkaian penerimaan kader-kader baru. Sangat terasa janggal oleh saya ketika menyusun materi dan meyusun materi apa saja disetiap pertemuan kaderisasi, tidak ada orang yang sok tahu, tidak ada orang yang berteriak tidak setuju, tidak ada orang yang menyalahkan dan tidak ada orang yang secara bijak menyelesaikan kesalahan yang diperbuat dalam menyusun materi. Berbeda dengan ketika saya berada dalam himpunan, banyak swasta-swasta yang menanggapi walaupun dengan cara mereka masing masing, bagaimana seharusnya rangkaian materi dan acara ke depan. Intinya saya membutuhkan pengkritisi.

Walaupun kebetulan teman-teman saya yang ada di BP UKMR adalah (bisa disebut) notabenenya anak himpunan, maka penyusunan alur kaderisiasi kami terbilang terencana dan lumayan rapi. Walaupun masih di atas kertas belum ke teknis acaranya namun saya cukup beruntung dengan keadaan di mana teman-teman saya adalah orang yang mengerti dengan arti sebuah kaderisasi dan telah membaurkan pengalaman mereka di penyusun alur kaderisasi pertama UKMR. Memang pasti ada selisih pendapat namun itu biasa dan saya rasa itu suatu keuntungan untuk mencari yang lebih baik.

Perasaan butuh seorang pengkritisi terus ada di hati saya. Namun baru ketika forum hari ini saya merasa seperti sebuah dahaga yang tersiram seteguk air, saya puas. Ada seorang anggota UKMR yang mempertanyakan acara Ganesha Jalan-Jalan (GJJ) yang juga telah kami sebagai BP telurkan untuk agenda UKMR ke depan. Dia mempertanyakan acara GJJ dengan bahasa seorang pengkritisi, walaupun masih terbungkus dengan rasa segan terhadap kami –BP-. Pembelaan demi pembelaan terus muncul, pertanyaan demi pertanyaan terus menyeruak, usul demi usul terus mengalir dan informasi-informasi baru terus berdatangan ketika sesi itu terjadi. Namun yang paling penting, sesi itu tertutup dengan adanya sebuah win-win-solution yang telah melegakan semua pihak. Sesi itu telah menyadarkan saya bahwa saya hanya berbuat sesautu yang kecil untuk unit ini dan masih banyak yang bisa saya lakukan untuk UKMR sebagai ketua PSDA.

0 shadows: