9.10.2008

Lentera Hati

Pernahkan anda mendengar lagunya Nuggie yang berjudul Lentera hati? Di lagu Nuggie yang berjudul lentera hati tersebut menceritakan beberapa orang yang pernah hidup dengan tanpa memperdulikan lentera hatinya. Orang-orang yang dikisahkan di lagu itu lambat laun sadar bahwa kebahagian hidup terpancar dan termiliki ketika kita mengikuti apa kata hati kita, kata hati yang diibaratkan sebagi lentera oleh seorang Nuggie. Di video klipnya terlihat bebrapa orang yang memegang sperti papan white board kecil. Bagian depannya bertuliskan suatu kenyataan yang telah ia alami tanpa mengikuti kata hati dan bagian belakangnya adalah keinginan lentera hatinya yang menuntunnya sampai sekarang dan ia bahagia olehnya.

Saya sangat setuju dengan pendapat bahwa hidup akan bahagia apabila kita mengikuti apa kata hati kita. Segalanya akan terasa ringan dan segalanya akan berawal dengan niat yang tulus ikhlas apabila kita mengikuti apa kata hati kita. Karena semua yang ada di hidup kita, baik atau buruk, benar atau salah, pasti bisa kita pilah pilih sebagi insan yang dewasa. Namun mengikuti apa kata hati jauh berbeda dengan mengikuti hawa nafsu. Kata hati lebih kepada tutnan untuk meraih sebuah kebahagian hakiki dengan segala konsekuensinya. Menurut saya, mengikuti kata hati sperti misalnya kita ingin menjadi pelukis, maka dengan senang hati, tulus ikhlas kita akan menuangkan segala usaha, peluh, dan doa agar menjadi seorang pelukis. Kita dapat menerima konskuensi apabila kegagalan datang melanda atau bahkan kesuksesan tak kunjung datang. Namun semua yang telah kita lakukan telah membuat kita bahagia. Jauh berbeda dengan nafsu. Apabila kita telah memperturutkan nafsu menjadi pelukis misalnya, segala car harus dilakukan agar keinginan kita tercapai. Halal ataupun haram tak jadi soal. Kemungkinan stress akibat kegagalan sangat tinggi apabila memperturutkan hawa nafsu. Kita menolak konskuensi yang akan dihadapi dengan mencapai cita-cita.

Namun ada yang sedikit mengganjal ketika saya melihat sebuah scene di video klip Lentera Hati-nya Nuggie, yaitu ketika seorang perempuan yang berpakaian modis layaknya entertainer atau presenter membawa papan whiteboard dengan tulisan “Asli Lulusan Teknik Mesin”. Saya yang sedang berkuliah srata satu di bidang Teknik Mesin merasa sedikit aneh. Saya mengerti dalam scene tersebut mengisahkan bahwa sebenarnya perempuan tersebut BELUM mengikuti lentera hatinya ketika berkuliah di teknik mesin. Ia menjadi seorang entertainer ketika telah mengikuti kata hatinya dan merasa bahagia dengan keadaannya sekarang. Yang ingin saya bahas di sini adalah kecendrungan seorang perempuan untuk (sebenarnya) belum mengikuti kata hatinya apabila berkuliah di bidang yang terkenal dengan jurusan teknik yang hamper di isi oleh kaum Adam tersebut. Seperti aib apabila seorang perempuan untuk berkuliah di teknik mesin. Padahal katanya sekarang sudah emansipasi wanita di mana laki-laki sudah sejajar dengan perempuan (katanya). Namun ternyata emansipasi tersebut menurut saya hanya bahan diskusi tanpa implementasi. Karena memang sepantasnya kesejajaran tersebut tidak ada. Yang ada menurut saya adalah kesejajaran tersebut hanya menimbulkan kontroversi. Lebih bijak apabila hubungan laki-laaki dan perempuan adalah hubungan saling melengkapi, bukan hubungan semuanya harus dibagi sama rata. Hubungan substitusi atau sama rata berbeda dengan hubungan komplemen atau saling mendukung. Lai-laki bukan apa-apa jika tidak ada perempuan dan begitu juga dengan sebaliknya. Suatu fakta mengatakan bahwa kesuksesan seorang laki-laki diraih dengan perempuan sebagi tangan kanannya.

Kembali ke masalah lentera hati dan tentang seorang perempuan pemegang whiteboard. Pengalaman saya, jika perempuan berada di lingkungan bidang laki-laki, peluang untuk menonjol sukses dan berprestasinya lebih besar. Kakak saya adalah sarjana teknik sipil ketika zaman teknik sipil masih pada zaman kelangkaan kaum hawa di jurusan Soekarno tersebut. Sekarang ia mudah untuk mendapat promosi jabatan atau tambahan pengalaman dikarenakan seorang perempuan. Di dunia profesinya ia cepat diorbitkan karena jarangnya perempuan di bidang sipil tepatnya konstruksi.

Sebenarnya yang ingin saya sampaikan adalah apabila kita belum mengikuti kata hati dan sulit untuk mengikuti kata hati, tak ada salahnya untuk mencoba memilih lentera hati yang lain. Jangan membuang nasi yang telah menjadi bubur, alangkah baiknya apabila bubur tersebut kita beri suiran ayam, cakue, dan kacang sehingga menjadi bubur ayam. Dengan kata lain, dengan syukuri apapun yang kita lakukan, apa yang kita dapat, karena dengan mensyukuri maka karama akan mempermudah hidup kita, sehingga lentera hati sebagai awal kebahagian akan terset ulang menjadi sebuah cahaya teduh abadi sebuah lilin yang menerangi kegelapan malam.

0 shadows: